BLITAR - Pasca diketahui beberapa pasien penderita kasus demam berdarah yang ada di Kota Blitar, Dinas Kesehatan segera merespon situasi itu dengan melakukan kembali penerapan status waspada terhadap bahaya Demam Berdarah. Hal ini sudah mulai diterapkan per (01/04), dan akan segera disosialisasikan kepada masyaraklat umum.
Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Blitar Harni Setyorini pada Kamis (07/04), mengatakan bahwa semakin tingginya curah hujan dan mengakibatkan genangan di beberapa tempat, menjadikan perkembangan jentik nyamuk Aedes Aegepty semakin tinggi. Akibatnya dalam beberapa hari terakhir kembali muncul kasus demam berdarah di Kota Blitar. Hal itu memaksa pihaknya untuk segera menerapkan status waspada DBD di semua kecamatan di Kota Blitar. Menurut Harni, pada bulan April ini seharusnya sudah memasuki musim panas, tetapi karena terjadi anomali perubahan cuaca yang drastis pihaknya harus segera mengubah metode penanganan kasus demam berdarah dari musiman ke siaga harian. Kebijakan ini harus dilakukan setelah mendapati data kasus yang masuk ke Dinkes, ternyata masih ada beberapa kasus DBD pada belakangan ini. Harni mengaku pihaknya sudah menyiagakan tenaga jumantik pada setiap RW di Kota Blitar agar pencegahan kasus dapat optimal sehingga tidak ada lagi korban jiwa akibat demam berdarah.
Harni menambahkan, fokus utama sosialisasi demam berdarah lebih diarahkan pada kelurahan yang memiliki kasus kematian akibat DBD seperti Kelurahan Gedog, Kelurahan Bendogerit dan Kelurahan Sukorejo.(sar)