BLITAR - Berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Blitar diketahui angka kematian ibu hamil fluktuatif atau cenderung naik-turun. Pada tahun 2013 tercatat 7 bumil meninggal. Jumlah itu menurun pada tahun 2014 menjadi 3 orang, dan menurun menjadi 1 orang ibu hamil yang meninggal pada tahun 2015. Namun selama semester 1 tahun 2016 meningkat, ada 3 bumil yang meninggal.
Sunarko, S.Sos Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes kota Blitar pada Jum’at (29/07), mengatakan bahwa tiga bumil yang meninggal pada semester 1 lalu, berasal dari Kelurahan Pakunden, Bendogerit dan Blitar. Penyebabnya bukan karena pre-eklampsia, namun bumil bersangkutan memang menderita penyakit meningitis, kanker hidung dan diare. 2 bumil meninggal ketika usia kehamilan 5-6 bulan. Sementara 1 ibu meninggal setelah melahirkan. Begitu juga bayi yang baru dilahirkan juga turut meninggal.
Menurut Sunarko, selama kehamilan idealnya bumil harus memeriksakan kehamilannya ke layanan kesehatan seperti bidan, pustu, puskesmas maupun rumah sakit minimal 4 kali. Sehingga bisa dipantau untuk kondisi kesehatan, baik bumil maupun bayi yang dikandungnya. Selain itu jika ingin hamil harus mempersiapkan diri, tidak terlalu muda dibawah usia 20 tahun, dan terlalu tua diatas 35 tahun. Diluar itu masuk kategori resiko tinggi, sehingga harus lebih sering kontrol.(ram)